Justice For The 96, yap, kalimat ini sangat familiar sekali bagi fans Liverpool FC. Banner dan bendera dengan tulisan serupa sering kita temui setiap kali Liverpool FC bertanding. Sebuah tragedi yang akan selalu dikenang. Sebuah tragedi yang memakan begitu banyak korban dalam ranah persepakbolaan dunia, dan Inggris khususnya. Saya tak akan mengulas bagaimana tragedi ini terjadi, atau membeberkan bagaimana akhirnya kebenaran tentang tragedi ini terkuak. Kebenaran telah terungkap dengan banyaknya fakta yang sebelumnya disembunyikan. Namun kepedihan kami (Fan Liverpool FC) akan terus terkenang untuk mengingat mereka yang meninggal dalam tragedi ini. JUSTICE FOR THE 96....
Will, sebuah nama sekaligus judul sebuah film yang mendokumentasikan perjuangan seorang bocah yang melakukan perjalanan panjang ke Istanbul untuk meraih impiannya menyaksikan final Liga Champion antara Liverpool vs Milan. Perjuangan Will sangat berat untuk dapat mencapai impiannya, dimana dia harus beberapa menemukan penghalang, tiket palsu, korban pencurian hingga tak mempunyai uang untuk membeli tiket. Tapi itu hanya sebuah film, dan tentu saja itu bukan hal yang benar terjadi. Bila Will adalah inspirasi fiktif kecintaan fans terhadap Liverpool FC, maka Jon-Paul adalah fakta nyata kecintaan seorang bocah terhadap Liverpool FC.
Joh-Paul, salah satu korban dalam tragedi Hillsborough, seorang bocah dan salah satu fans terbaik milik Liverpool FC. Seorang bocah yang kala itu masih berumur 10 tahun, harus meninggal dalam tragedi Hillsborough. Joh-Paul Gilhooley, adalah sepupu dari legenda Liverpool FC, Steven Gerrard. Joh-Paul yang mendapat tiket di menit-menit akhir pertandingan justru harus menjadi korban dalam tragedi ini. Joh-Paul kecil adalah seorang Kopites sejati, dia senang berada di Anfield kala Liverpool FC bertanding, namun semi final FA adalah sebuah kebanggaan, hadir menyaksikan pahlawan Anfield bertanding adalah sebuah kebanggaan seorang Jon-Paul. Namun apa yang setelahnya terjadi adalah kesedihan, Jon-Paul tak pernah pulang kerumah paska tragedi Hillsborough.
Sebelumnya Joh-Paul sempat kecewa karena tak dapat menyaksikan Liverpool FC bertanding di semifinal melawan Sheffield, sebagai gantinya Joh-Paul dibawa untuk pergi berenang, namun kemudian ibu Jon-Paul mengabarkan bahwa dia mendapatkan tiket untuk ke pertandingan itu. Dan akhirnya Jon-Paul pergi ke pertandingan itu hingga akhirnya tak kembali lagi. 15 April 1989, sebuah luka bagi Liverpool FC secara umum, tragedi ini menjadi sebuah mimpi buruk bagi keluarga besar Steven Gerrard, Jon-Paul Gilhooley yang tak lain adalah sepupu Gerrard meninggal dalam tragedi itu. Dalam satu tulisan di biografinya, Steven Gerrard menuturkan salah satu alasan Gerrard ingin menjadi seorang pemain sepakbola adalah karena Jon-Paul. Steven Gerrard berkata, "Aku bermain untuk Jon-Paul". Dan kini kau telah membuat nya bangga kapt!!
Jon-Paul bukanlah satu-satunya korban, namun dia menjadi yang paling muda diantara semua korban. Jon-Paul mungkin juga bukanlah yang paling sering terlihat di Anfield, namun apa yang telah terjadi jelas membuka mata kita betapa pentingnya Liverpool FC bagi seorang Jon-Paul. Setelah lama para keluarga korban menderita atas tragedi yang memilukan itu, tudingan terhadap kami sebagai biang dari semua ini adalah hal terberat. Namun kini semua jelas, semua telah terkuak, dan keadilan yang para keluarga korban perjuangkan telah menemui titik terang. Kesalahan aparat dan panitia pelaksana yang tak dapat mengantisipasi membludaknya penonton menjadi penyebab utama.Selamat jalan Jon-Paul Gilhooley, kami akan selalu mengenang mu sebagai sebuah inspirasi nyata kecintaan fans terhadap klub yang didukungnya.
Author : TheRedscratch