'Tak ada Carragher lain'

Evans pertama kali memberikan kesempatan bermain kepada Carragher pada 1997. Dia pun memberikan masukan kepada manajer Brendan Rodgers soal pencarian pemain pengganti Carragher.

"Liverpool akan mencari pemain lain untuk menggantikan Carragher. Rodgers sudah menegaskan usai laga melawan Everton bahwa sulit mencari pemain yang bisa menggantikannya," bilang Evans kepada Liverpoolfc.com.

"Ada trik yang bisa dilakukan. Janganlah mencari pengganti Carragher dengan pemain yang mirip dengannya. Kamu harus menggantikan dia dengan pemain yang berbeda. Sebab, tak ada Carragher lain," sambung Evans.

Menurut Evans, Rodgers harus mencari defender lain dengan karakter berbeda. Pemain tersebut harus bisa dipasangkan degan Daniel Agger, Martin Skrtel, maupun pemain lainnya.

Evans melihat ada beberapa pemain muda yang potensial namun sulit menembus tim utama. Mereka itu tentu pantas diberikan kesempatan. "Liverpool harus mengisi kehilangan Carragher secara karakter dan kemampuan," tegasnya.

Pertandingan melawan Fulham dan Queens Park Rangers menjadi laga pamungkas Carragher sebelum pensiun. Lantaran Steven Gerrard absen, dia akan menjadi kapten pada laga tersebut.

"Carra mungkin akan berpikir 'Saya tinggal ada dua laga lagi yang harus dijalani'. Dia hanya perlu menikmati pertandingan tersebut," nasihat Evans.

"Dia tentu akan berkata kepada rekan-rekannya untuk tampil relaks karena dua laga bukan berarti apa-apa. Tapi bagi Carra, dua laga itu bermakna segalanya. Dia tentu tak ingin kalah pada dua laga pamungkasnya," tegas Evans.

Kehilangan Carra juga dinilai Evans bakal membuat peran Steven Gerrard bakal lebih penting. Sejak menembus tim utama pada 1998, Gerrard menjadi rekan yang selalu menemani Carra dalam suka dan duka.

"Gerrard merupakan pemain yang vokal, bukan tipe yang kalem. Dia menyampaikan informasi dengan berteriak di lapangan. Dengan pensiunnya Carra, Gerrard mungkin bakal lebih lantang," ungkap Evans.

Menurut Evans, kehadiran Carra membuat Gerrard leluasa menjalankan perannya sebagai midfielder. "Soal mengorganisasi permainan, tak ada yang bisa melihat lebih jelas seperti Carra. Dengan bermain di belakang, dia bisa melihat lebih luas. Gerrard berlari ke depan sehingga tak bisa melihat apa yang terjadi di belakangnya," analisis Evans.

Karena itulah, Evans menilai ketiadaan Carra bakal membuat Gerrard lebih vokal. Setidaknya sampai menemukan sosok yang bisa mengisi kepergian Carra.

Soal siapa pemain terbaik Liverpool musim ini, Evans menjawab, "Saya ingin gelar itu menjadi milik Carra. Saya pikir Liverpool tampil membaik setelah Carra kembali ke tim utama. Tapi, Gerrard juga sangat fantastis. Dia selalu bermain pada setiap laga dan punya pengaruh besar," ulas Evans. "Luar biasa karena mereka berdua merupakan pemain asli Liverpool."

Beberapa pemain muda juga tak luput dikomentari Evans yang saat menjadi manajer juga mengorbitkan beberapa talenta muda. Secara khusus dia memberikan ulasan soal Philippe Coutinho.

"Coutinho tampil baik. Oleh Rodgers, dia digeser-geser dan dimainkan di beberapa posisi berbeda. Itu menjadi hal yang positif," kata Evans.

Kelebihan Coutinho dalam memberikan umpan dinilai Evans akan memudahkan beberapa pemain lain. Terutama Jordan Henderson dan Daniel Sturridge yang biasa berlari dan menerima bola daerah. Sebab, Coutinho tak hanya punya kemampuan akurat dalam memberikan umpan pendek. Pun saat melepaskan umpan panjang.

"Memang dibutuhkan pemain dengan kemampuan seperti itu untuk membongkar pertahanan lawan. Coutinho adalah tipe pemain, menurut saya, yang akan memberikan poin lebih kepada klub," tutup manajer yang pernah berkolaborasi dengan Gerard Houllier ini.